Nama :
Alka Tanti Setiawati
Kelas ;
3EA34
Npm :
10218577
Penulisan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pendidikan merupakan sektor sangat menentukan kualitas
suatu bangsa. Kegagalan pendidikan berimplikasi pada gagalnya suatu bangsa,
keberhasilan pendidikan juga secara otomatis membawa keberhasilan sebuah
bangsa. Pada dunia pendidikan, hendaknya memperhatikan unsur pendidikan, yang
diantaranya: peserta didik, pendidik, software, manajemen, sarana dan prasarana
dan stake holder. Aset yang diperlukan dalam pendidikan adalah sumber daya
manusia yang bekualitas. Sumber daya yang berkualitas dapat berupa dari siswa,
masyarakat, maupun dari pendidik.
Pelaksanaan suatu pendidikan mempunyai fungsi, antara
lain: inisiasi, inovasi, dan konservasi. Inisiasi merupakan fungsi pendidikan
untuk memulai suatu perubahan. Inovasi merupakan wahana untuk mencapai
perubahan. Konservasi berfungsi untuk menjaga nilai-nilai dasar. Oleh
sebab itu, untuk memperbaiki kehidupan suatu bangsa, harus dimulai penataan
dari segala aspek dalam pendidikan. Salah satu aspek yang dimaksud adalah
manajemen pendidikan.
Tujuan dari pendidikan yang diharapkan adalah
menciptakan out come pendidikan yang berkualitas sesuai dengan harapan dari
berbagai pihak. Dalam hal ini, manajemen pendidikan mempunyai peranan yang
sangat penting. Manajemen yang bagus (good management) dalam dunia pendidikan
di Indonesia sangat diharapkan oleh seluruh warga Indonesia. Manajemen
pendidikan yang bagus dapat diciptakan dan dapat dilaksanakan oleh manajer
pendidikan yang berkualitas. Manajer dalam dunia pendidikan salah satunya
adalah guru. Tugas guru selain mengajar, juga menjadi seorang manajer
pendidikan. Seorang guru harus dapat merencanakan manajemen yang baik. Manajer
pendidikan yang bagus adalah seseorang yang mau merencanakan manajemen
pendidikan dimasa yang akan datang.
Kenyataan yang ada sekarang adalah masih buruknya
manajemen pendidikan yang ada. Buruknya manajemen pendidikan disebabkan oleh
berbagai faktor. Para manajer pendidikan tidak mau merencanakan manajemen
dimasa yang akan datang. Para manajer pendidikan hanya masih berorientasi pada
acuan manajemen lama. Masih jarang sekali yang ingin merencanakan sesuatu yang
baru. Hal ini dikarenakan para manajer pendidikan tidak mau mengambil resiko
pada dirinya dan pada pendidikan. Dengan adanya pandangan yang selalu
kebelakang maka manajemen tidak akan maju, tapi malah mengalami kemunduran.
Fakta menunjukan bahwa dulu Negara Malaysia banyak yang belajar di Indonesia,
tapi sekarang kenyataannya pendidikan di Indonesia sudah tertinggal dari Negara
Malaysia. Salah satu faktor utamanya adalah manajemen yang kurang siap
menghadapi masa depan. Pada kesempatan ini, penulis akan memaparkan suatu
manajemen pendidikan dimasa depan, guna mendapatkan hasil pendidikan yang
diharapkan.
B. Perumusan Masalah
1. Apa yang harus direncanakan untuk menyusun
manajemen pendidikan dimasa depan?
2. Mengapa manajemen pendidikan disusun?
3. Siapa yang menjadi pemimpin masa depan?
4. Kapan manajemen pendidikan dilaksanakan?
5. Dimana manajemen pendidikan dimasa depan
dilaksanakan?
6. Bagaimana cara menyusun manajemen dimasa depan?
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk menyusun manajemen pendidikan di masa akan
datang
2. Mengetahui alasan penyusunan manajemen pendidikan
3. Mengetahui Ciri-ciri pemimpin masa depan
4. Mengetahui kapan menyusun manajemen pendidikan
5. Mengetahui tempat menyusun manajemen pendidikan
6. Mengetahui cara menyusun manajemen pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Manajemen Pendidikan Dimasa Depan
Manajemen pendidikan merupakan suatu proses yang
merupakan daur (siklus) penyelenggaraan pendidikan yang dimulai dari
perencanaan, diikuti oleh pengorganisasian, pengarahan, pelaksanaan, pemantauan
dan penilaian tentang usaha sekolah untuk mencapai tujuannya (Suryosubroto,
2004: 27). Selain itu manajemen pendidikan juga didefinisikan sebagai suatu
kegiatan atau rangkaian kegiatan yang berupa proses pengelolaan usaha kerjasama
sekelompok manusia yang tergabung dalam organisasi pendidikan, untuk mencapai
tujuan pendidikan yang telah ditetapkan sebelumnya, agar efektif dan efisien
(Suharsimi Arikunto & Lia Yuliana, 2008: 14). Dari dua pandangan tentang
manajemen pendidikan, dapat disimpulkan bahwa manajemen pendidikan merupakan
suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan yang merupakan daur (siklus)
penyelenggaraan pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan sebelumnya agar efektif dan efisien.
Masa depan merupakan zaman yang akan datang atau belum
terjadi (Poerwadarminta, 1984: 634). Masa depan pendidikan perlu diperhatikan
oleh para pendidik. Dimasa yang akan datang, telah terpampang cita-cita dan
harapan dari suatu pendidikan. Cita-cita dan harapan pendidikan dapat terwujud
jika sudah ada gambaran yang ada dimasa yang akan datang.
Dari pengertian-pengertian diatas dapat ditarik
kesimpulan bahwa manajemen pendidikan dimasa depan merupakan manajemen
pendidikan yang dirancang atau disusun untuk menghadapi tantangan masa depan.
Manajemen pendidikan mempunyai fungsi yang harus dipahami oleh para manajer
pendidikan masa depan. Fungsi tersebut antara lain: perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengkoordinasian. Perencanaan pendidikan
merupakan suatu proses mempersiapkan serangkaian keputusan untuk mengambil
tindakan pendidikan dimasa depan yang diarahkan kepada tercapainya
tujuan-tujuan dengan sarana yang optimal. Pengorganisasian pendidikan merupakan
usaha bersama oleh sekelompok orang untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan sebelumnya, dengan mendayagunakan sumber-sumber yang ada agar
dicapai hasil yang efektif dan efisien. Pengarahan pendidikan merupakan suatu
usaha yang dilakukan oleh pimpinan pendidikan untuk memberikan penjelasan
pendidikan, serta bimbingan kepada para orang-orang yang ada dibawahnya sebelum
dan selama melaksanakan tugas. Pengkoordinasian dalam pendidikan merupakan
suatu usaha yang dilakukan pimpinan untuk mengatur, menyatukan, menserasikan,
mengintegrasikan semua kegiatan yang dilakukan bawahannya dalam dunia
pendidikan.
Yang harus direncanakan pada penyusunan manajemen
pendidikan adalah hasil yang ingin dicapai dari pendidikan dan bagaimana
kegiatan pendidikan tersebut dapat berjalan dengan lancar tanpa adanya halangan
suatu apapun.
B. Alasan Penyusunan Manajemen Pendidikan Masa depan
Manajemen pendidikan disusun untuk menghadapi
tantangan pendidikan dimasa depan. Dalam hal ini manager pendidikan atau
gurulah yang mendapatkan tantangan tersebut. Tantangan guru dimasa depan
bangsa, antara lain untuk menghadapi: era globalisasi, era informasi, era
IPTEK, dan era perubahan cepat.
Guru sebagai manajer pendidikan harus selalu siap
menghadapi tantangan tersebut. Salah satunya adalah dengan menyusun serta
merencanakan manajemen dimasa depan. Hal ini perlu dilakukan guna meningkatkan
mutu pendidikan yang ada.
C. Pemimpin Masa Depan
Pemimpin masa depan adalah pemimpin yang siap
menghadapi tantangan pendidikan dimasa depan. Yang menjadi pemimpin masa depan
adalah diri kita sendiri. Kita harus siap menjadi seorang pemimpin dimasa
depan.
Setiap orang berkompetensi untuk menjadi seorang
pemimpin. Untuk menjadi seorang pemimpin harus mempunyai bekal yang banyak.
Bekal tersebut berupa cara membuat manajemen yang bagus, mempunyai jiwa
kepemimpinan, wawasan yang luas, serta mempunyai hubungan sosial yang baik.
D. Pelaksanaan Manajemen Pendidikan Masa depan
Pelaksanaan manajemen pendidikan harus dimulai dari
sekarang. Istilah penundaan pelaksanaan haruslah dihilangkan. Kita sebagai
calon pemimpin masa depan harus melaksanakan manajemen pendidikan dimasa depan
dari sedini mungkin.
E. Tempat Pelaksanaan Manajemen Pendidikan
Tempat pelaksanaan manajemen pendidikan dimasa depan
adalah ditempat yang kita pijak saat ini. Kita bekerja di instansi pendidikan
yaitu di sekolah dasar. Kita harus melaksanakan pendidikan tersebut dimana kita
mengajar.
F. Cara Menyusun Manajemen Pendidikan Dimasa Depan
Penyusunan manajemen pendidikan di masa depan harus
memperhatikan: 1) intake, 2) proses, 3) instrumental input, 4) environmental
input, 5) out put, 6) out come. Intake dalam hal ini adalah siswa atau peserta
didik. Intake dapat dilihat sejak adanya kegiatan penerimaan murid baru.
Pengadaan murid baru dilaksanakan dengan seleksi murid. Seleksi murid tidak
berdasarkan martabat serta status ekonomi siswa, tetapi berdasarkan criteria
umur. Dalam hal ini, juga harus menetapkan kapasitas atau jumlah calon yang
diterima. Pengumuman hasil seleksi dibuat sedemikian rupa sehingga bisa
diketahui oleh masyarakat luas.
Karakteristik dari intake harus diperhatikan. Intake
yang ada diselidiki keadaannya, baik dari segi ekonomi keluarga, rata-rata
pendidikan di keluarga, gaya hidup keuarga, serta persepsi keluarga terhadap
pendidikan. Hal ini perlu dilaksanakan agar supaya intake dapat diproses dengan
mudah.
Suatu proses pendidikan dipengaruhi oleh dua factor,
yaitu factor instrumental input dan factor environmental input. Factor
instrumental input mencakup beberapa unsur penting, diantaranya adalah peserta
didik, pendidik, kurikulum, manajemen, sarana dan prasarana, serta stake holder
atau komponen pendukung. Unsur peserta didik harus disusun manajemennya dengan
sebaik mungkin. Peserta didik dimanage sesuai dengan taksonemi perkembangan
anak, yang mencakup: ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.
Kurikulum merupakan suatu program pendidikan. Didalam
kurikulum terdapat organisasi kurikulum. Organisasi kurikuum merupakan pola
atau bentuk penyusunan bahan pelajaran yang akan disampaikan pada
murid-muridnya. Kurikulum di Indonesia sebenarnya sudah bagus, baik segi
materi, serta tujuan yang ingin dicapai. Hanya saja pelaksana dari kurikulum
yang masih belum bisa menanggapinya dengan baik. Sebagai calon pemimpinan masa
depan, sebaiknya kita dapat melaksanakan kurikulum yang ada dengan bagus dan
syukur dengan menambahkan apa yang masih kurang pada kurikulum, dan membuang
unsur yang sia-sia atau muspro.
Pendidik merupakan faktor penentu berhasil atau
tidaknya suatu proses pendidikan. Memanage pendidik bukanlah hal yang mudah.
Hal ini diakibatkan setiap pribadi mempunyai perbedaan. Memanage pendidikan
dimulai dari diri sendiri. Hal-hal yang belum dilaksanakan dalam pendidikan
adalah meningkatkan kualitas pendidik dengan membuang hal-hal yang masih
dianggap sia-sia.
Sarana dan prasarana serta komponen pendukung harus
diperhatikan dengan jeli. Sarana dan prasarana yang belum ada dilengkapi dengan
meminta bantan baik kepada pemerintah maupun kepada masyarakat sekitar.
Faktor environmental input pendidikan merupakan faktor
yang mempengaruhi proses pendidikan. Faktor environmental merupakan faktor yang
berasal dari luar. Faktor itu berupa lingkungan rumah siswa maupun lingkungan
sekolah siswa.
Proses pendidikan yang dipengaruhi oleh instrumental
input dan environmental input yang bagus akan mempengaruhi output dari pendidikan.
Dari output tersebut akan mempengaruhi outcome. Sebagai seorang manajer
pendidikan dimasa depan kita harus memperhatikan hal-hal tersebut.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Manajeme pendidikan merupakan suatu kegiatan atau
rangkaian kegiatan yang merupakan daur (siklus) penyelenggaraan pendidikan
untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan sebelumnya agar efektif
dan efisien.
2. Manajemen pendidikan disusun agar pendidikan yang
ada dapat bersaing dengan tantangan pendidikan masa depan.
3. Pemimpin masa depan adalah diri kita sendiri.
4. Pelaksanaan manajemen pendidikan dimulai dari
sekarang.
5. Manajemen pendidikan dilaksanakan di tempat kita
mengajar
6. Cara menyusun manajemen pendidikan harus
memperhatikan: 1) intake, 2) proses, 3) instrumental input, 4) environmental
input, 5) out put, 6) out come.
B. Saran
1. Para pendidik sebaiknya menyiapkan manajemen dimasa
depan agar dapat bersaing dengan tantangan pendidikan masa depan.
2. Pelaksanaan manajemen sebaiknya praktis dan
efisien.
3. Pelaksanaan manajemen yang sia-sia sebaiknya
ditinggalkan saja.
Daftar Pustaka
Boediono, (1994). Pendidikan dan Latihan Dalam Periode
Tinggal Landas. Mimbar Pendidikan, No. 1 Tahun XIII.
Dertouzas, M.L., Lester, R.K., dan Solow, R.M.,
(1989). Made In America: Regaining the Productive Edge. Cambridge, MA:
Harper Perennial.
Gilley, J.W., dan Eggland, S.E., (1989). Principles of
Human Resource Development. Reading, MA: Addison-Wisley Publishing
Company, Inc.
Jones, J dan Walter, L. Donald, (2008). Human Resource
Management in Education. Manajemen Sumberdaya Manusia dalam Pendidikan.
Yogyakarta: Q-Media,
Megginson, D., Joy-Mattews, J., dan Banfield, P.,
(1993). Human Resource Development. London: Kogan-Page Limited.
Simanjuntak, P., (1985). Pengantar Ekonomi Sumber Daya
Manusia. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia.
Suryadi, A. (1995). Kebijaksanaan Pendidikan dan
Pengembangan Sumberdaya Manusia: Transisi Menuju era Indonesia Modern. Jakarta:
Pusat Informatika, Balitbang Dikbud
PROMOTED
CONTENT
Komentar
Posting Komentar